Review 13 Bom di Jakarta: Kripto dan Aksi Kontra Terorisme

13 bom di jakarta kripto aksi kontra terorisme
Visinema Pictures

Sinema aksi laga review 13 Bom di Jakarta tentang kripto dan aksi kontra terorisme. 

Film aksi kontra terorisme, 13 Bom di Jakarta sudah tayang sejak 28 Desember 2023.

Tak hanya terorisme, 13 Bom di Jakarta juga sajikan latar belakang dalam bisnis keuangan digital yaitu kripto.

Film 13 Bom di Jakarta yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko ini terinspirasi dari peristiwa nyata.

Perusahaan dalam industri kripto, INDODAX terlibat dalam investigasi yang mengarah kepada terorisme peledakan bom pada 2015 silam.

13 Bom di Jakarta diperankan sang peraih Piala Citra, Chicco Kurniawan, selain ada Ardhito Pranomo dan Rio Dewanto, serta sejumlah aktor pendukung lainnya.

review 13 bom di jakarta kripto kontra terorisme
Visinema Pictures

13 Bom di Jakarta mengisahkan tentang dua pengusaha muda yang menggeluti dunia kripto yaitu INDODAX, Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pranomo).

Sementara di tempat lain, Arok (Rio Dewanto) memimpin aksi pemboman pertama terhadap mobil Percetakan Uang Negara.

Melalui siaran langsung, Arok mengancam pemerintah akan melakukan aksi dua belas pemboman di sejumlah lokasi berbeda.

Indonesian Counter Terrorism Agency (ICTA) yang dipimpin Damskus (Rukman Rosadi) sedang dalam investigasi, melalui dua figur di lapangan, Karin (Putri Ayudya) dan Emil (Ganindra Bimo).

Dalam investigasi tersebut, terdapat petunjuk mengarah kepada aktivitas kripto, sehingga ICTA menangkap Oscar dan William.

Meyakini diri mereka tak bersalah, Oscar dan William dibantu Agnes (Lutesha) melarikan diri untuk melacak data di kantor.

Bak gayung bersambut, mereka mendapatkan pesan rahasia tentang rencana dan aktivitas pemboman dari kelompok Arok.

Pesan tersebut juga memancing mereka melakukan kasi sendiri untuk mendatangi Arok.

Adapun Karin berupaya mengejar Oscar dan William, sementara Emil mencegah aksi pemboman yang sulit terlacak.

sinopsis alur film 13 bom di jakarta indodax
Visinema Pictures

Barangkali 13 Bom di Jakarta menjadi momentum sekaligus pembuka jalan bagi film sejenis yang mampu gairahkan dan tingkatkan mutu perfilman nasional.

Selama lebih dari dua jam, film 13 Bom di Jakarta dipadati dengan alur cerita menarik, serta intensitas tinggi.

Narasi film ini adalah langka di tengah gempuran film horor dan drama khas negeri ini tanpa punya pilihan beragam.

13 Bom di Jakarta sendiri memiliki premis menjanjikan, apalagi cerita terinspirasi dari peristiwa nyata.

Karakter figur yang kompleks, sebanding dengan alur kisah yang mulus, tentu saja porsi terbagi dalam dua sisi berbeda secara imbang. 

Pihak protagonis sentral yaitu trio Oscar-William-Agnes terlibat intrik dengan ICTA.

Sedangkan pihak antagonis kelompok Arok pada akhirnya terungkap sebuah motivasi dengan fondasi narasi kuat.

Latar belakang dan visi seorang Arok menimbulkan empati terhadap audiens, sehingga muncul area abu-abu.

Oh ya, figur Waluyo yang diperankan Muhammad Khan juga menarik melalui dialog nya dan merupakan karakter kunci film ini.

ulasan film 13 bom di jakarta aksi terorisme
Visinema Pictures

Begitu pula konflik diantara Oscar dan William muncul di tengah masalah besar diantara ICTA versus Arok.

Keseruan dan humor petualangan mereka pun diramaikan karakter figur Agnes yang mendadak terjun ke dalam aksi berbahaya mereka.

Dalam kubu ICTA pun terjadi pertentangan diantara Emil yang terkesan merendahkan kredibilitas Karin.

Figur Karin sepanjang cerita mengalami proses dari sebuah kegagalan besar, berupaya untuk bangkit kembali.

Dalam dunia spionase dan intelijen, secara klise pasti ada permainan dan pengkhianatan.

Mungkin pula banyak yang meyakini termasuk saya, sebuah pelintiran besar yang mampu jebak penonton menuju laga puncak film ini.

Meski demikian, hal yang saya sulit pahami dalam alur cerita, mengapa Oscar dan William nekat melarikan diri dari pihak ICTA?

Apakah mungkin hal itu disengaja agar menambah durasi dan keseruan cerita film, bisa saja.

Elemen drama film ini juga cukup tragis dan impresif, terutama untuk latar belakang Arok dan Waluyo, serta nantinya yang akan menimpa Karin.

Aksi laga seru dalam 13 Bom di Jakarta sajikan hal fantastis melalui gaya sinematografi modern ala The Expendables.

13 bom di jakarta inspirasi nyata terorisme
Visinema Pictures

Laga tembak menembak dan cipratan darah, aksi brutal, serta sejumlah gerakan kombatan saya rasa punya porsi yang pas dan tidak lebay.

Adegan bom meledak pun patut mendapatkan apresiasi, meski saat ini dikombinasikan dengan penyelesaian akhir CGI.

Adegan pemboman MRT sungguh membuat saya terkejut, sedangkan efek praktis aksi pemboman dalam adegan awal itu mengagumkan.

Setelah film Mencuri Raden Saleh (2022), performa top sineas Angga Dwimas Sansongko kembali lagi.

Narasi kontra terorisme dengan pemboman, serta berkaitan dalam dunia kripto itu adalah hal segar, meski terinspirasi dari peristiwa nyata.

13 Bom di Jakarta adalah film rekomendasi nasional, sebagai awal ekspektasi genre tipikal untuk generasi selanjutnya. 

Demikian sinema aksi laga review 13 Bom di Jakarta tentang kripto dan aksi kontra terorisme.

Score: 3.5 / 4 stars

13 Bom di Jakarta | 2023 | Aksi Laga, Thriller, Mata-mata | Pemain: Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, Lutesha, Rio Dewanto, Putri Ayudya, Ganindra Bimo, Niken Anjani, Rukman Rosadi, Muhammad Khan, Andri Mashadi | Sutradara: Angga Dwimas Sasongko | Produser: Taufan Adryan | Penulis: Angga Dwimas Sasongko, M. Irfan Ramli | Musik: Abwi Huray | Sinematografi: Armand Pratiko | Penyunting: Hendra Adhi Susanto | Distributor: Visinema Pictures | Negara: Indonesia | Durasi 143 menit

Comments