Review F1: Sang Pembalap Veteran Kembali Terbang dalam Formula One

film f1 sang pembalap veteran kembali terbang dalam formula one
Warner Bros Pictures

Sinema drama sports review F1 tentang sang pembalap veteran kembali terbang dalam Formula One.

F1 adalah film dengan tema Formula One yang dibintangi Brad Pitt sebagai sang pembalap veteran.

Ajang kompetisi mobil balap Formula One, kembali diangkat ke layar lebar melalui figur pembalap veteran dalam film F1.

Baca juga: Review Grand Turismo: Jann Mardenborough, dri Gamer jadi Pembalap Profesional

Bersama Joseph Kosinski sebagai sang sutradara, film F1 dituliskan Ehren Kruger berkenaan dengan merek fiktif "APXGP F1".

F1 saat ini seang tayang di bioskop dengan durasi 2,5 jam, disambut positif dari kritik dan sepertinya bakal mendulang sukses finansial.

F1 mengisahkan Sonny Hayes (Brd Pitt), pembalap nekat yang tidak pernah juara dalam ajang Formula One, sejak insiden tahun 1993.

review f1 pembalap veteran formula one
Warner Bros Pictures

Setelahnya, ia menjadi pembalap musiman untuk berbagai ajang, dan yang terakhir memenangi kejuaraaan "24 Hours of Daytona".

Suatu hari, ia didatngi mantan rekan satu tim di Formula One, Ruben Cervantes (Javier Bardem) pemilik APXGP Team dalam ajang Formula One.

Ruben kesulitan dan berada di ujung tanduk, karena prestasi jeblok dan ancaman penjualan saham kepada pihak lain, dalam setengah musim terakhir.

Ia meminta bantuan kepada Hayes agar menjadi salah satu pembalap bersama dengan Joshua Pearce (Damson Idris) yang muda namun belum matang pengalaman.

Kedatangan Hayes membawa gejolak besar dalam tim, setelah serangkaian peristiwa kontroversial selama mengikuti seri balap menuju akhir musim.

Rekan Hayes dalam satu tim yaitu Pearce malah menjadi saingan, konfrontasi Hayes dengan direktur teknis Kate (Kerry Condon), serta pemimpin lapangan Kaspar (Kim Bodnia).

Baca juga: 5 Jenis Film Klasik Balapan Mobil yang Menginspirasi

Adaptasi Hayes dengan tim tampak tidak berjakan mulus meski akhirnya saling beradaptasi dan mulai memahami satu sama lain.

Mendekati akhir musim, ada sabotase dalam tubuh APXGP, sementara hubungan romantis Hayes dengan Kate memuncak, serta karir Ruben berada di ujung tanduk.

ulasan film f1 joseph kosinski
Warner Bros Pictures

Film F1 merupakan drama sports epik yang begitu apik melalui alur cerita yang sajikn banyak kejutan tak terduga.

Seiring berjalan alur cerita, banyak adegan seru yang sepertinya sedikit memberikan ruang nafas melalui pacuan adrenalin tinggi, cenderung non-stop.

Setiap seri balapan berbeda, selalu diwarnai peristiwa kontroversial, membuat semua bertanya terhadap aksi yang tidak biasa dilakukan Hayes. 

Hubungan dinamis Hayes dengan Pearce mulai terlihat solid, tapi memberikan hal tragis mengejutkan dalam babak kedua.

Begitu pula saat Hayes beradu argumen dengan Kate mengenai desain kendaraan berkenaan dengan implementasi pembalap di lapangan.

Semua skenario dalam adegan laga balapan, memberikan peljaran berharga bagi semua tim saat dalam konflik mereka dengan Hayes, termasuk Pearce.

Meski demikian, tidak semua berjalan mulus seperti yang diharapkan, bahkan hingga babak ketiga cerita terjadi kejatuhan yang merusak semuanya.

Baca juga: Ford v. Ferrari (2019): Upaya Unjuk Gigi di Ajang 'Le Mans'

Karakter figur utama Sonny Hayes memang sangat cocok diperankan Brad Pitt, sebagai sosok yang menjadi tanda tanya besar penuh resiko.

Sebuah pelintiran besar tampak menjebak penonton dalam laga menuju akhir cerita dalam menyudahi musim balapan Formula One tersebut.

Performa Brad Pitt sebagai Sonny Hayes adalah salah satu penampilan terbaik sepanjang karir aktor tersebut.

sinopsis alur f1 brad pitt pembalap formula one
Warner Bros Pictures

Begitu pula dukungan dari Kerry Condon sebagai Kate dan Damson Idris sebagai Joshua Pearce, tapi tidak kali ini dengan Javier Bardem yang terasa biasa saja.

Berbanding terbalik dengan arah pengembangan cerita yang bisa saya duga berkenaan pada figur Cashman sang manajer Pearce dan Peter Banning, salah satu board member pemilik tim.

Peralihan adegan melalui kombinasi terkait sorot dan gerak kamera ala Joseph Kosinski dalam film ini memang pas, sesuai kecepatan yang enak dinikmati.

Semua visual adegan balapan film F1 memang mengesankan, digarap cukup terperinci dalam berbagai sudut dan pengaturan jarak sorot kamera.

Selain itu, seringkali adegan laga tersebut diiringi score musik synthesizer ala Daft Punk dari Hans Zimmer, mengingatkan dua film Konsinski sebelumnya, Tron: Legacy (2010) dan Oblivion (2013).  

Melalui film F1 inilah, terungkap motivasi dan tujuan Sonny Hayes sesungguhnya, saat ia terbang dalam memacu kendaraan balap.

Film F1 saya nilai sebagai salah satu yang terbaik dan menyegarkan untuk tahun 2025 ini, di tengah serbuan pembaharuan waralaba.

Narasi film F1 bukan tentang sembarang balapan, tapi memiliki nilai fundamental berdasarkan perjalanan hidup seorang pembalap veteran.

Itulah sinema drama sports review F1 tentang sang pembalap veteran kembali terbang dalam Formula One.

Score: 3.5 / 4 stars

F1 | 2025 | Drama, Sports | Pemain: Brad Pitt, Damson Idris, Kerry Condon, Tobias Menzies, Javier Bardem | Sutradara: Joseph Kosinski | Produser: Jerry Bruckheimer, Joseph Kosinski, Lewis Hamilton, Brad Pitt, Jeremy Kleiner, Dede Gardner, Chad Oman | Penulis: Joseph Kosinski, Ehren Kruger | Musik: Hans Zimmer | Sinematografi: Claudio Miranda | Penyunting: Stephen Mirrione | Distributor: Warner Bros Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 156 menit 

Comments