Review Universal Monsters: Frankenstein (1931)
|  | 
| Universal Pictures | 
Sinema horor review Universal Monsters film Frankenstein klasik tahun 1931.
Dunia Sinema kali ini membahas Universal Monsters review film Frankenstein perdana tahun 1931.
Film Frankenstein ini adalah adaptasi pertama setelah era film bisu, namun belum ada Kode berupa aturan sensor.
Sebelum berperan dalam The Mummy (1932), aktor Boris Karloff juga berperan sebagai monster Frankenstein dalam film ini.
Film Frankenstein ini merupakan daptasi novel dengan judul sama karya Mary Shelley yang terbit tahun 1818.
Film ini mendapatkan sukses finansial, menjadikan jejak perdana monster ikonik sebagai inspirasi sejumlah sekuel dan adaptasi untuk generasi berikutnya.
Frankenstein 1931 masuk dalam National Film Registry sebagai film signifikan secara kultur, historis, serta estetis, juga jadi salah satu ikon Universal Monsters.
|  | 
| Universal Pictures | 
Frankenstein mengisahkan Henry Frankenstein (Colin Clive), anaka bangsawakn terkemuka di Jerman, adalah seorang ilmuwan.
Dibantu Fritz (Dwight Frye), sang asisten berbadan bungkuk, Henry nekat melakukan eksperimen untuk menciptakan manusia berupa gabungan anggota tubuh.
Setelah mencuri sejumlah jenazah baru dalam pemakaman, tak sengaja Fritz mencuri otak manusia abnormal dari ruang kelas mantan guru Henry, yaitu Dr. Waldman (Edward Van Sloan).
Sementara tunangan Henry yaitu Elizabeth (Mae Clarke) cemas dengan keberadaan Henry mengasingkan diri di sebuah pinggiran kota terisolasi dalam proses eksperimen.
Elizbeth ditemani sahabat Henry, yaitu Victor (John Boles) yang mendatangi ayah Henry bernama Baron (Frederick Kerr) yang meyakini bahwa putranya itu baik-baik saja.
|  | 
| Universal Pictures | 
Bersama dengan Victor dan Dr. Waldman, Elizabeth mengunjungi kediaman Henry yang tinggal bersama Fritz di sebuah menara angin.
Henry yang semula enggan menerima mereka, akhirnya mengenalkan manusia ciptaannya itu (Boris Karloff) yang berhasil hidup, namun kemudian terjadi insiden mengerikan.
Film Frankenstein original ini sangat tepat sasaran, adaptasi langsung dari sumbernya, melalui waktu yang teramat singkat untuk sebuah feature film.
Sepertinya karakter figur monster ciptaan Henry Frankenstein itu sendiri tertutup dengan dominasi figur Henry melawan para figur protagonis.
Tampak dalam alur cerita, bahwa figur Henry Frankenstein menjadi sentral utama, meski akhirnya dalam babak ketiga ia berbagi porsi dengan sang monster.
Model karakter dan narasi cerita terhadap figur Henry Frankenstein mirip dengan film The Invisible Man (1933) yang telah kita bahas sebelumnya.
|  | 
| Universal Pictures | 
Narasi seorang ilumwan megalomaniak menantang diri berujung kepada konsekuensi mengerikan, jadi dasar cerita fiksi ilmiah horor dalam kedua film ini.
Satu karakter figur yang tak kalah menonjol dalam Frankenstein ini adalah Baron Frankenstein, seorang bangsawan nyentrik melalui selera humor segarnya itu.
Figur sang asisten Henry yaitu Fritz, tentu mengingatkan kisah klasik The Hunchback of Notredamme.
Sementara sang ikon monster "Frankenstein" itu sendiri kurang digali lebih dalam karakter nya dari sudut pandang manusiawi.
Sang monster ini digambarkan secara gambalang dan sederhana, sebagai sosok yang tak lebih sebagai orang tidak waras.
Satu adegan paling mengejutkan yaitu setelah ia bertemu dengan gadis cilik di pinggir danau, kontras sekali dengan film The Monster Squad (1987).
Peran Boris Karloff akan lebih signifikan pada tahun berikutnya melalui film The Mummy (1932) yang menghadirkan dialog.
Seperti umumnya dalam film pasca era bisu dalam Universal Monsters, film Frankenstein ini tidak ada scoring ataupun pengiring musik.
|  | 
| Universal Pictures | 
Hal ini terasa seperti menyaksikan pertunjukkan drama teater tanpa musik, kadang terasa lebih realistis.
Suara mengandalkan adegan gemuruh petir saat Henry menghidupkan sang monster, serta musik dalam pesta pernikahan Henry dengan Elizabeth saja.
Adegan puncak kembali kepada menara angin, melalui visual efek fantastatis pada zaman nya, epik dan dramatis lengkap dengan set produksi impresif.
Bagaimana pun juga film Frankenstein 1931 ini jadi sebuah terobosan awal sebagai jalan untuk generasi perfilman yang lebih modern sampai sekarang.
Frankenstein 1931 merupakan salah satu tontonan wajib dan paling dasar bagi penggemar horor, sebagai salah satu ikon Universal Monsters ini.
Demikian sinema horor review Universal Monsters film Frankenstein klasik tahun 1931.
Score: 3 / 4 stars
Frankenstein | 1931 | Horor, Fiksi Ilmiah | Pemain: Colin Clive, Mae Clarke, John Boles, Boris Karloff, Dwight Frye, Edward Van Sloan, Frederick Kerr | Sutradara: James Whale | Produser: Carl Laemmle Jr. | Penulis: Berdasarkan Novel Frankenstein karya Mary Shelley. Cerita dan naskah: John L. Blderston, Garrett Fort, Francis Edward Faragoh | Musik: Bernhard Kun | Sinematografi: Arthur Edeson | Penyunting: Maurice Pivar | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 70 menit
 
 
 
 
 
 
 
 
Comments
Post a Comment