The Santa Clause (1994) : Figur Sinterklas Sang Ayah

film the santa clause figur sinterklas sang ayah
Buena Vista Pictures

Sebuah dongeng dunia kontemporer dalam film The Santa Clause, menggambarkan komedi klasik yang menarik untuk ditonton bersama keluarga. Meski memiliki kemiripan tema dengan Home Alone (1990), film ini lebih fokus kepada figur Sinterklas sang ayah dan anaknya yang berpetualang diantara dua dunia.

Baca juga: Home Alone (1990) : Jagoan Cilik Penunggu Rumah

The Santa Clause yang diproduksi oleh Disney ini, ternyata sukses di tangga perolehan box office 1994 dengan perolehan hampir 190 juta dollar AS, disertai sambutan kritik. Atas kesuksesannya, film yang diperankan oleh aktor komedi Tim Allen tersebut, dibuatkan dua sekuelnya di tahun 2002 dan 2006.

Film ini mengisahkan seorang tenaga penjual sukses dari perusahaan mainan, yakni Scott Calvin (Tim Allen) yang cerai dari istrinya, Laura (Wendy Crewson) yang kini telah bersuamikan seorang psikiater yakni Dr. Neil (Judge Reinhold).

Pada Malam Natal, anak mereka, yakni Charlie (Eric Lloyd) dititipkan kepada Scott, sementara Laura dan Neil menghabiskan Malam Natal di keluarga besar Neil. Sebuah insiden yang mengakibatkan Sinterklas tidak sadarkan diri, memaksa Scott berpura-pura sebagai Sinterklas dengan mengenakan jubahnya.

Charlie yang percaya bahwa Sinterklas tersebut nyata, berusaha meyakinkan ayahnya yang skeptis. Namun apa yang terjadi kemudian memang sungguh terjadi, dengan apa yang Charlie percayai.

Keunggulan dari film ini adalah murni berkisah tentang perbaikan hubungan ayah dan anak. Karir cemerlang Scott tidaklah sebanding dengan kehidupan rumah tangganya, setelah bercerai dengan sang istrinya, serta kerenggangan hubungan dengan anaknya yakni Charlie.

Kisah The Santa Clause bertujuan ingin membangun kembali hubungan Scott dengan Charlie yang diasuh oleh Laura. Premis karakter Scott mengalami mukjizat Natal dengan menjadi SInterklas sungguhan, awalnya terkesan klise dan skeptis.

review film the santa clause
Buena Vista Pictures

Hal tersebut menujukkan sikap Charlie terhadap ayahnya tidaklah seburuk kelihatannya, bukan kebencian namun kecanggungan yang terjadi antara Charlie dan Scott. Perbedaan pandangan psikologis antara orang dewasa dalam hal ini Scottt, dengan anak kecil yakni Charlie, terhadap spranatural pun diekspos secara gamblang di film ini.

Namun Scott pun akhirnya menyadari perubahan dalam dirinya setelah menjadi Sinterklas, yang lucunya malah ditentang oleh nalar Laura dan juga Neil yang kebetulan berprofesi sebagai psikiater. Sehingga mereka mencegah Scott untuk bersama dengan Charlie, padahal masa lalu mereka pun menjadi salah satu kunci di akhir jalan cerita.


Sementara Scott mengalami transisi karakternya, dengan menemukan kembali jati diri serta merasa jauh lebih bijak daripada sebelumnya, bagaikan jiwa “Sinterklas” yang merasuki dirinya.

The Santa Clause menawarkan hal yang paling krusial akan pentingnya hubungan sebuah keluarga dalam kondisi apapun, karena hal itulah yang mempengaruhi kondisi kejiwaan seorang anak sehingga menjadi dasar pemikiran menuju kedewasaan di masa depan.

Film ini tidak hanya fokus kepada seorang bocah bernama Charlie, seorang ayah bernama Scott, namun juga seorang ibu bernama Laura dan suaminya sebagai ayah angkat Charlie, bernama Neil. 
 

Dari keempat karakter itulah yang merangkai berbagai kejadian mulai dari yang menyenangkan, seru, mengejutkan, hingga mengharukan, akan keterlibatan mereka secara menarik satu sama lain.

Performa aktor komedi Tim Allen sebagai Scott, memang pantas sebagai karakter realistis yang mengalami perubahan secara supranatural sebagai Sinterklas. Gaya komedinya sangat berkualitas, baik dari dialog, tutur kata, ekspresi, bahasa tubuh maupun berbagai aksi yang jauh dari slapstick.

Sedangkan performa Wendy Crewson sebagai Laura terkesan medioker, namun penampilan cemerlang Judge Reinhold sebagai Neil, mampu dibawakannya sebagai seseorang yang telihat konyol.

ulasan sinopsis film the santa clause
Buena Vista Pictures

Selain Allen, bintang sesungguhnya di film yakni performa super dari aktor cilik Eric Lloyd sebagai Charlie. Dengan wajah yang imut dan lucu, melalui ekspresi dan gaya bicaranya, serta berbagai aksi cerdas yang dilakukannya, begitu dikenang.

Gaya narasi film ini dibangun dengan pendekatan eksplisit tentang sebuah dongeng akan dunia Sinterklas di Kutub Utara.

Setting dan visual yang diperlihatkan detail, mulai dari kereta rusa di atas atap rumah, dunia bawah tanah yang menjadi markas Sinterklas dengan para Kurcaci, lengkap dengan pabrik mainan dan kue kering, hingga taman bermain layaknya indoor theme park, dengan penuh warna yang didominasi merah dan hijau.

Sejumlah adegan komedi bergaya kartun pun diperlihatkan tatkala Scott untuk kali pertama sebagai Sinterklas menerobos beberapa cerobong atau lubang asap di tiap rumah, saat ia meletakkan hadiah di malam hari.
 

Sebuah efek yang cukup terbatas kala itu, namun yang impresif yakni ketika tubuhnya berubah menjadi gemuk dan bentuk pipinya yang gembul. Tak lupa efek riasan bentuk kumis dan jenggot yang juga tak kalah menariknya.

Banyak adegan menarik di film ini, beberapa diantaranya seperti ketika Scott dua kali bertemu dan berdialog dengan bocah perempuan yang sedang tiduran di sofa sat ia menunggu Sinterklas meletakkan hadiah dekat pohon Natal.

Juga adegan saat para orangtua mempresentasikan aktivitasnya kepada anak-anak di dalam kelas, serta ketika Scott sedang duduk di menyaksikan Charlie bermain bola, tiba-tiba ia dihampiri oleh bocah perempuan lalu sekuen berikutnya ia banyak dikerumuni para bocah yang mengantri.

Film The Santa Clause meski terlihat seperti dongeng klise, namun nilai filosofi keluarga begitu bermakna, melalui figur Sinterklas sang ayah antara Scott dan Charlie, dalam proses perbaikan masa sulit menuju perbaikan hubungan ayah-anak. Sebuah tontonan yang sangat direkomendasikan sekeluarga.

Score : 3.5 / 4 stars

The Santa Clause | 1994 | Drama, Komedi, Keluarga, Petualangan | Pemain: Tim Allen, Judge Reinhold, Wendy Crewson, Eric Lloyd, Larry Brandenburg, David Krumholtz | Sutradara: John Pasquin | Produser: Robert Newmyer, Brian Reilly, Jeffrey Silver | Penulis: Leo Benvenuti, Steve Rudnick | Musik: Michael Convertino | Sinematografi: Walt Lloyd | Distributor: Buena Vista Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 97 Menit

Comments