A Christmas Story (1983): Keinginan Besar Seorang Bocah di Hari Natal

a christmas story keinginan besar bocah hari natal
MGM/UA Entertainment Co.

You’ll shoot your eye out.

Sinema drama, review A Christmas Story tentang seorang bocah laki-laki berusia sembilan tahun, memiliki 
keinginan besar yang berharap bisa terwujud di Hari Natal. 

Itulah sebuah premis sederhana dalam film drama komedi keluarga bertemakan Natal, yang mungkin tidak banyak orang mengetahuinya yakni A Christmas Story.

Meski A Christmas Story saat penayangannya tidak langsung mendapat kepopuleran, namun kerap dinobatkan sebagai salah satu film Natal terbaik sepanjang masa, sehingga masuk dalam daftar pelestarian dalam National Film Registry.

A Christmas Story yang diadaptasi dari buku semi-fiksi In God We Trust: All Others Pay Cash, berupa kumpulan cerita pendek yang dituis oleh Jean Shepherd.

Kisah film ini menggabungkan beberapa alur cerita tambahan yang kemudian terintegrasi ke dalam sebuah narasi yang melibatkan kisah keluarga Parker.

Film tersebut disutradarai oleh Bob Clark, seorang sineas Kanada yang memiliki keunggulan terhadap kedalaman atmosfir cerita, pada saat itu telah beralih dari penyutradaraan film horor menuju film komedi.

Baca juga: The Santa Clause (1994): Figur Sinterklas Sang Ayah

Kisah 
A Christmas Story disampaikan oleh narator orang dewasa (Jean Shepherd) yang mengenang masa kecilnya ketika ia berusia sembilan tahun bernama Ralphie Parker (Peter Billingsley).

Suatu saat menjelang Natal, ia melihat jendela display toko mainan dan mengincar mainan senapan angin yakni Red Ryder Carbine Action 200-shot Range Model.

review a christmas story
MGM/UA Entertainment Co.

Keinginan kuat Ralphie begitu besar dalam angan-angannya, meski ditolak oleh ibunya yakni Mrs. Parker (Melinda Dillon) yang cemas terhadap mainan senjata. 

Tekad Ralphie tidak pernah sirna hingga ia menulis tugas esainya yang diberikan oleh gurunya, Ms. Shields tentang mainan tersebut berkenaan dengan tema "Harapan Natal".

Selain itu, ia pun mengatakan keinginan mainan tersebut kepada Sinterklas saat berada di sebuah pusat belanja di Malam Natal.

Adapun Ralphie yang selalu bersama adiknya bernama Randy (Ian Petrella), serta kedua temannya yakni Flick dan Schwartz, kerap menjadi sasaran bully dari seorang anak dengan fisik yang lebih besar dalam perjalanan menuju maupun sepulang sekolah.  

Sementara, ayah Ralphie yakni Mr. Parker (Darren McGavin) berhasil memenangkan sebuah kontes dan diberi hadiah kejutan dalam sebuah paket berukuran besar.

Mr. Parker kerap mengomel dan mengeluarkan sumpah-serapah saat seringkali berhadapan dengan mesin penghangat ruangan yang selalu bermasalah.

Baca juga: It's A Wonderful Life (1946): Indahnya Makna Dibalik Kepahitan

Tak hanya disitu saja, Mr. Parker pun setiap pulang ke rumah, selalu diganggu oleh sekumpulan anjing besar peliharaan tetangga sebelah.

Sejatinya premis film A Christmas Story sangatlah sederhana, bagaimana sang figur utama yakni Ralphie berjuang untuk mewujudkan keinginannya untuk mendapat hadiah Natal berupa mainan senapan angin.

Kisah tersebut diperkaya dengan tambahan lain, seperti bagaimana ia dan kawan-kawan serta adiknya, kerap mendapatkan sasaran bully

sinopsis a christmas story
MGM/UA Entertainment Co.

Memang klise, sejak audiens biasanya gemas menantikan apakah Ralphie sanggup melawan balik atau tidaknya, sulit diperkirakan.

Gaya penyajian melalui suara narator, dalam hal ini karakter Ralphie versi dewasa di sepanjang cerita, menjadikan film ini semakin unik, mengingatkan akan gaya penceritaan dalam sejumlah film noir atau detektif.

Karakterisasi Ralphie menjadi magnet tersendiri, seperti halnya karakter Kevin McCallister dalam film Home Alone (1990), begitu kuat dan mampu menarik simpati audiens terhadap problema yang ia hadapi. 

Bedanya, karakternya itu sendiri disajikan melalui dramatisasi komedi yang realistis sekaligus cerdas.

Bob Clark piawai dalam mengarahkan aktor cilik Peter Billingsley berdasarkan narasi yang ditulis bersama dengan Jean Shepherd dan Leigh Brown, melalui aksi dan dialog.

Hal tersebut mampu membuai audiens untuk mengikuti alurnya hingga selesai, karena banyak alur tambahan yang tidak kalah menariknya.

Seperti Mr. Parker tipe penggerutu yang mendapat hadiah dari sebuah kontes, yang menghebohkan tetangga sekaligus membuat istrinya terkesan cemburu sehingga ada kesalahpahaman.

Mr. Parker pun setiap hari selalu diganggu kawanan anjing peliharaan tetangga, sungguh meriah!

alur a christmas story
MGM/UA Entertainment Co.

Juga berbagai tingkah yang dilakukan Randy, kerap dimotivasi dan diberi pengertian oleh ibunya saat ia susah untuk makan atau mengurung diri ketakutan, mengira bahwa ayahnya akan “membunuh” Ralphie karena bertengkar dengan teman sekolahnya.

Tiga karakter pendukung utama yakni Mr. Parker, Mrs. Parker serta Randy tak kalah menariknya dalam keterlibatan mereka seputar narasi dalam kehidupan mereka sekeluarga menjalang Natal tersebut. 

Karakter Mrs. Parker yang diperankan Melinda Dillon merupakan salah satu figur ibu yang baik dan bijak.

Saya selalu suka dengan gaya humor Bob Clark yang cerdas akan kombinasi antara aksi komedi yang terkadang slapstick dengan dialog humor yang membuat saya tertawa keras.

Baca juga: Porky’s (1981): Komedi Vulgar Remaja dan Balas Dendam

Banyak sekali adegan kocak di film ini, seperti insiden mengucapkan kata sumpah  yang diawali huruf “F” saat mengganti ban mobil.

Lalu Ralphie yang dihukum ibunya menyalahkan temannya yakni Schwartz, melakukan alibi terdapat kacamatanya yang rusak, ataupun interaksinya dengan Sinterklas.

ulasan a christmas story
MGM/UA Entertainment Co.

Selain itu, frustasi yang dialami Mr. Parker mengakibatkan ia akhirnya menguburkan sesuatu di halaman belakang, hingga Ralphie yang mengenakan kostum Natal yang lucu.

Namun yang terfavorit yakni saat Ralphie dengan girang dan antusias, menerima sebuah alat pemecah kode, yang ia ajukan berkenaan dengan acara radio Little Oprhan Arnie, lalu berusaha memecahkan sebuah kode yang diberikan oleh penyiar.

Film A Christmas Story menekankan sebuah narasi dari sudut pandang dan pengalaman seorang bocah berusia sembilan tahun untuk mewujudkan keinginan terbesarnya, dengan segala cara yang ia perjuangkan sekaligus ia khayalkan.

Atmosfir yang dibangun dalam setiap adegannya, begitu terasa bagaimana interaksi sang figur utama yakni Ralphie di seputar kehidupan keluarga, lingkungan sekolah, termasuk teman-teman dan gurunya yakni Ms. Shields, diperagakan dengan menarik.

A Christmas Story direkomendasikan menjadi tontonan drama keluarga dengan sentuhan komedi impresif yang wajib bagi penggemar film, bagaimana keinginan besar seorang bocah di Hari Natal.

Score: 4 / 4 stars

A Christmas Story | 1983 | Drama, Komedi | Pemain: Melinda Dillon, Darren McGavin, Peter Billingsley, Ian Petrella, Scott Schwartz, R.D. Robb, Zack Ward, Tedde Moore | Sutradara: Bob Clark | Produser: René Dupont, Bob Clark | Penulis: Berdasarkan buku In God We Trust: All Others Pay Cash karya Jean Shepherd. Naskah: Jean Shepherd, Leigh Brown, Bob Clark | Musik: Carl Zittrer, Paul Zaza | Sinematografi: Reginald H. Morris | Distributor: MGM/UA Entertainment Co. | Negara: Amerika Serikat, Kanada | Durasi: 94 Menit

Comments