Dead Silence (2007) : Horor Ventriloquisme Modern Rasa Klasik
Universal Pictures |
Sinema seram review Dead Silence, sebuah film horor ventriloquisme modern rasa klasik.
Dead Silence boleh dibilang sebagai salah satu pelopor film horor mainstream modern yang kembali menuju gaya old school, berkisah tentang iblis dan hantu.
Padahal dalam era 2000’an, umumnya selera audiens terhadap film horor berubah drastis, sejak dirilisnya film Saw (2004).
Sineas James Wan mendadak populer karena dianggap mampu membawa dua tren berbeda dalam dunia horor, yakni era penyiksaan sadis dilanjutkan era supranatural.
Jaman kegelapan film horor Hollywood, diperparah dengan sejumlah remake serta adaptasi film horor Asia.
Jaman kegelapan film horor Hollywood, diperparah dengan sejumlah remake serta adaptasi film horor Asia.
Dead Silence menegaskan kembali bahwa gaya old school dengan rasa klasik, dengan nuansa supranatural, disajikan secara modern dengan mengangkat isu ventroloquisme.
Maka, melalui film Dead Silence, sebuah gebrakan darinya kembali membangkitkan tema serupa oleh beberapa sineas lain.
Maka, melalui film Dead Silence, sebuah gebrakan darinya kembali membangkitkan tema serupa oleh beberapa sineas lain.
Wan sendiri kemudian melanjutkan tren saat itu, dengan menggarap beberapa film Insidious hingga terciptalah semesta film The Conjuring yang populer itu.
Figur boneka seram Billy yang menjadi objek ventriloquisme dalam Dead Silence, tentu saja memunculkan rasa nostalgia terhadap film horor klasik.
Figur boneka seram Billy yang menjadi objek ventriloquisme dalam Dead Silence, tentu saja memunculkan rasa nostalgia terhadap film horor klasik.
Adalah film Magic (1978) yang dibintangi Anthony Hopkins, terasa dekat dengan Dead Silence, meski fokus kepada thriller psikologis.
Meski awalnya film Dead Silence kurang disambut, namun kini berstatus cult.
Meski awalnya film Dead Silence kurang disambut, namun kini berstatus cult.
Kisah bermula saat Jamie (Ryan Kwanten) dan istrinya menerima kiriman paket berupa sebuah boneka yang dinamakan “Billy”.
Lalu Jamie pun pergi keluar rumah dan saat kembali, ia terkejut menemukan istrinya tewas mengenaskan.
Jamie pun ditahan atas tuduhan pembunuhan oleh detektif Lipton (Donnie Wahlberg), namun karena kurangnya bukti, ia dibebaskan.
Jamie pun ditahan atas tuduhan pembunuhan oleh detektif Lipton (Donnie Wahlberg), namun karena kurangnya bukti, ia dibebaskan.
Jamie lalu menyelidiki asal mula boneka tersebut dan menemukan sebuah surat terselip dalam boneka.
Surat itu menyebutkan nama “Mary Shaw” yang berasal dari kampung halamannya sendiri, Raven’s Fair.
Setibanya di Raven’s Fair, Jamie mengunjungi ayahnya yakni Edward (Bob Gunton), seorang kaya raya yang kini menderita sakit dan menggunakan kursi roda.
Edward ditemani istri mudanya, Ella (Amber Valletta), mengatakan bahwa hal tersebut adalah takhayul perihal kematian istri Jamie yang dikaitkan dengan boneka Billy.
Jamie kemudian mengatur pemakaman istrinya, melalui Henry (Michael Fairman) dan istrinya, Marion (Joan Heney) yang memperingati Jamie akan sosok Mary Shaw dan boneka Billy-nya.
Sejak saat itu, Jamie harus berhadapan dengan berbagai kejadian misterius dan mengerikan.
Jamie kemudian mengatur pemakaman istrinya, melalui Henry (Michael Fairman) dan istrinya, Marion (Joan Heney) yang memperingati Jamie akan sosok Mary Shaw dan boneka Billy-nya.
Universal Pictures |
Sejak saat itu, Jamie harus berhadapan dengan berbagai kejadian misterius dan mengerikan.
Hal itu dieprumit dengan kehadiran Lipton yang membuntutinya karena masih mencurigai Jamie sebagai terasangak utama.
Film Dead Silence merupakan awal terobosan James Wan yang terus melanjutkan tema horor supranatural melalui Insidious, The Conjuring, hingga Annabelle.
Penyajian film ini dirasa begitu kuat dalam menghadirkan atmosfir horor mencekam sekaligus mengerikan.
Penyajian film ini dirasa begitu kuat dalam menghadirkan atmosfir horor mencekam sekaligus mengerikan.
Narasi Dead Silence mengutarakan wujud iblis dan roh jahat dengan setting lokasi di sebuah kota kecil yang sunyi sepi, akibat kutukan Mary Shaw.
Teka-teki akan hadirnya roh jahat beruwjud iblis tersebut, tentu saja menjadi elemen utama yang menimbulkan rasa penasaran audiens.
Alur cerita Dead Silence rupanya pun tidak sederhana seperti yang dibayangkan, mengakibatkan Jamies kebingungan.
Ia terus bertanya-tanya dan meminta saran dari sang ayah, lalu dengan Henry, serta mendatangi gedung teater yang terbengkalai.
Elemen penceritaan yang unggul itulah menarik perhatian di sepanjang cerita, penuh dengan kejutan dan pelintiran.
Adapun kelemahan mendasar Dead Silence yakni karakterisasi yang standar, seperti Jamie yang diperankan Ryan Kwanten terasa membosankan.
Begitu pula dengan figur pendukung lain, seperti aktris dan model Amber Valletta dengan peran kecilnya sebagai pemanis.
Hanya saja Lipton yang diperankan Donnie Wahlberg (New Kids on the Block), lumayan menyita perhatian, sebagai detektif menyebalkan.
Kolaborasi Wan dan sinematografer John R. Leonetti mampu menghadirkan aura horor misteri yang impresif.
Sepertinya mereka mampu memberikan ruang kepada audiens untuk tidak bergegas mengambil kesimpulan dangkal.
Hal itu diwujudkan melalui berbagai adegan terhadap proses investigasi Jamie yang sedikit diganggu oleh Lipton.
Adapun sub plot tersendiri mengisahkan masa kecil Henry yang mengisahkan legenda Mary Shaw dan pertunjukan ventriloquisme.
Setting kota kecil Raven’s Fair disajikan begitu sepi dan tenang dalam musim gugur dan berlangit mendung.
Universal Pictures |
Setting kota kecil Raven’s Fair disajikan begitu sepi dan tenang dalam musim gugur dan berlangit mendung.
Suasanya menegaskan akan kesan bahwa kutukan Mary Shaw memang eksis, meski cenderung klise dan umum dalam film horor.
Pewarnaan visual adegan pun tampak diturunkan, cenderung ke arah warna abu-abu dan sedikit biru.
Efek CGI di era tersebut memang mulai dominan, seperti halnya di banyak film horor supranatural masa kini.
Aksi sosok hantu iblis tidaklah seram, kasus yang sama dengan film The Nun (2018).
Baca juga: The Nun (2018): Horor Gothic yang Kurang Asyik
Malah yang bikin seram yakni sesaat sebelum sosok hantu menampakkan dirinya!
Baca juga: The Nun (2018): Horor Gothic yang Kurang Asyik
Malah yang bikin seram yakni sesaat sebelum sosok hantu menampakkan dirinya!
Efek rias terhadap figur Mary Shaw dalam adegan latar itulah yang dirasa paling seram.
Nostalgia Dead Silence merupakan tribut terhadap horor klasik, diantaranya melalui tema musik yang dilantunkan.
Musik film ini mengingatkan saya akan The Exorcist (1973) maupun Phantasm (1979).
Baca juga: Phantasm (1979) : Teror si Jangkung Misterius
Baca juga: Phantasm (1979) : Teror si Jangkung Misterius
Tema film Dead Silence dengan rasa klasik itu, akhirnya diikuti sejumlah film sejenis, sehingga kembali kepada kejayaan kisah horor supranatural.
Bagaimana pun juga film ini memiliki premis unik tentang ventriloquisme yang jarang ditemui, sehingga layak dinikmati.
Semoga ke depannya, Mary Shaw dan Billy dapat kembali diikutsertakan dalam semesta The Conjuring.
Semoga ke depannya, Mary Shaw dan Billy dapat kembali diikutsertakan dalam semesta The Conjuring.
Demikian sinema seram review Dead Silence, sebuah film horor ventriloquisme modern rasa klasik.
Score : 3.5 / 4 stars
Dead Silence | 2007 | Horor, Misteri | Pemain: Ryan Kwanten, Amber Valletta, Donnie Wahlberg, Michael Fairman, Joan Heney, Bob Gunton, Judith Roberts, Laura Regan | Sutradara: James Wan | Produser: Gregg Hoffman, Oren Koules, Mark Burg | Penulis: James Wan, Leigh Whannell. Skenario: Leigh Whannell | Musik: Charlie Clouser | Sinematografi: John R. Leonetti | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 89 Menit
Saya baru tau kalau film ini disutradarai oleh sutradara yg sama dari film SAW
ReplyDeleteYup, pengen nya sih film ini masuk dalam "Conjuring Universe" ...
Delete