The Wild Bunch (1969) : Kontroversial dan Revolusioner dalam Narasi Anti-Western

the wild bunch kontroversial revolusioner anti western
Warner Bros-Seven Arts

Sinema aksi laga review The Wild Bunch, film kontroversial dan revolusioner dalam narasi Anti-Western.

Jauh sebelum Quentin Tarantino menggebrak dunia Western melalui Django Unchained (2012) dan The Hateful Eight (2015), telah ada Sam Peckinpah melalui The Wild Bunch.

Kontroversi akan kekerasan secara estetis, terdapat dalam film The Wild Bunch dalam narasi Anti-Western.

Istilah tersebut juga dikenal sebagai Revisionist Western, selain revolusioner baik secara teknik maupun sinematografi.

Sineas Sam Peckinpah sebagai sutradara sekaligus penulis naskah film tersebut, memang tidak pernah lepas dari kontroversi.

Ia kecanduan alkohol dan narkoba, sehingga seringkali bertengkar dengan sejumlah kru film.

Nama Peckinpah populer mulai dari Major Dundee (1965), Straw Dogs (1971), The Getaway (1972), Pat Garrett and Billy the Kid (1973), Bring Me the Head of Alfredo Garcia (1974) hingga Cross of Iron (1977). 


Baca juga: Strraw Dogs (1971) : Kontroversi Perkosaan dan Brutalisme 

Meski demikian, The Wild Bunch mampu meraih beberapa nominasi Oscar serta sejumlah ajang lainnya. 

Pada tahun 1999, film ini masuk ke dalam National Film Registry yang signifikan secara historis, kultural serta estetika.

The Wild Bunch mengisahkan tahun 1913, saat periode Old Western mengalami transisi menuju modernisasi di perbatasan Amerika-Meksiko.

Sekelompok perampok veteran yang dipimpin Pike (William Holden) dan kawannya yakni Dutch (Ernest Borgnine) akan melakukan aksi terakhir.
 
review film the wild bunch
Warner Bros-Seven Arts

Dibantu oleh Gorch bersaudara yakni Lyle (Warren Oates) dan Tector (Ben Johnson), serta Angel (Jaime Sánchez) dan Freddie (Edmond O’Brien), mereka merampok perak di kantor kereta api.

Aksi mereka berhasil, namun diperdaya oleh sekelompok bounty hunter yang dipimpin mantan rekan Pike bernama Deke (Robert Ryan).

Mereka frustasi dan menuju ke salah satu desa kelahiran Angel di Meksiko yang dikuasai kelompok Tentara Federal Meksiko yang dipimpin j
enderal korup, yakni Mapache (Emilio Fernández).

Sebuah insiden yang dipicu oleh Angel karena wanita, hampir mengakibatkan konfrontasi antara kawanan Pike dengan pasukan Mapache. 


Untung saja kesalahpahaman tersebut berubah menjadi sebuah bisnis.

Mapache meminta Pike untuk merampok amunisi di sebuah kereta tentara Amerika, dengan imbalan sejumlah emas.

Aksi perampokan pun mereka lakukan, namun beberapa kejadian setelahnya tidak berlangsung mulus dari apa yang dibayangkan.

Selama hampir 2,5 jam audiens disuguhi sebuah tontonan Anti-Western yang terjadi dalam sebuah transisi menuju modernisme. 

Hal tersebut ditandai dengan sejumlah elemen terhadap karakterisasi dengan latar geopolitik serta objek pendukung.
 
ulasan sinopsis film the wild bunch
Warner Bros-Seven Arts
  
Tentu saja kehadiran para figur protagonis yakni Pike, Dutch, Gorch bersaudara, Angel, dan Freddie, merupakan sebuah ironi berupa fakta bahwa mereka adalah buronan atas aksi sejumlah perampokan yang dilakukan.

Situasi menjadi rumit saat Deke berubah haluan menjadi seorang bounty hunter untuk memburu mereka, mirip dengan kisah nyata antara Pat Garrett dengan Billy the Kid. 

Adapun figur Angel bagaikan dua mata pisau yang menjadi dilema terhadap kawanan Pike, mengingat kebenciannya terhadap Mapache.


Menarik, bahwa sepanjang cerita film ini terjadi sejumlah kilas balik adegan yang terjadi antara Pike dengan Deke. 

Mereka bersama dengan Dutch dan Freddie adalah sosok veteran yang harus beradaptasi dengan peradaban modern, sebuah transisi yang nantinya bakal meninggalkan gaya koboi.

Melalui sebuah dialog yang keluar dari mulut Pike kepada Dutch, dengan jelas mengisyaratkan saatnya ia harus pensiun untuk meninggalkan senjata. 

Begitu pula kehadiran sebuah mobil yang dimiliki Jenderal Mapache, bakal menjadi transportasi baru menggantikan kuda, yang dikomentari oleh Pike.

Jika kebanyakan film Western masih berkutat dalam masa Perang Saudara di Amerika, maka The Wild Bunch melibatkan latar belakang berbeda.

Revolusi Meksiko menjadi tema penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi melalui figur Mapache dari Tentara Federasi.

Penggambaran Mapache dirasa klise, mengingat stigma yang diberikan kepada negara Amerika Latin sarat akan kepemimpinan dikator kejam yang otoriter. 

Namun di film ini, Mapache adalah seorang yang mungkin bisa dipercaya tatkala berbisnis dengan Pike, mengingatkan saya akan etika bisnis Mafia atau gangster.

Revolusi Meksiko yang berlangsung antara tahun 1910 hingga 1920 tersebut, ternyata melibatkan Kekaisaran Jerman yang diwakili oleh figur Komandan Mohr.

Maka tak heran jika revoulsi tersebut bisa terkoneksi dengan kondisi politik di Eropa terhadap Perang Dunia I (1914-1918).

narasi anti western film the wild bunch
Warner Bros-Seven Arts

Selain kehadiran mobil, jenis pistol yang digunakan pun sudah modern, seperti revolver yang digunakan Pike, maupun kaliber yang digunakan Gorch bersaudara. 

Tak lupa senapan mesin otomatis pun hadir memeriahkan aksi laga spekakuler.

Anda akan mengetahui bahwa gaya aksi laga dalam perfilman modern dalam genre apapun, sesungguhnya dipopulerkan melalui The Wild Bunch yang revolusioner. 

Mulai dari adegan pembuka, perampokan di kereta api hingga puncaknya menjelang akhir, begitu impresif, mengejutkan, serta estetis.

Visi brilian Peckinpah dalam mengekekusi sejumlah adegan aksi, tertuang melalui berbagai kombinasi sempurna yang dikerjakan sinematografer Lucien Ballard.

Kecepatan dan kedinamisan gerak kamera, dilakukan dengan pas sesuai adegannya 
 semuanya disajikan untuk memainkan luapan emosi audiens secara dramatis.

Beberapa diantaranya yakni teknik zoom-in maupun zoom-out, peralihan cepat terhadap potongan frame, serta sorotan berbagai sudut maupun kombinasi dengan gerakan slow-motion,

Maka tak heran jika hal itu ditambah dengan bumbu kontroversial berupa kekerasan ekstrim di jamannya.

Selalu ada efek muncratan darah akibat tembakan dan sayatan di leher korban, juga banyak lumuran darah dari tumpukan jenazah akibat baku tembak massal.

Baca juga: Buffalo Boys (2018): Absurditas Koboi Nusantara 

Adegan final yang begitu epik terjadi menjelang akhir cerita, tersaji melalui pertumpahan darah dan kenekatan kawanan Pike dengan pasukan Federal Meksiko. 

Bagaikan film Django (1966) yang menghadirkan adegan sejenis, penggunaan senjata mesin jelas membantai banyak orang secara membabi-buta.

Untuk film Western klasik, The Wild Bunch mungkin saja terpengaruh dari gaya penuturan Spaghetti Western.

The Wild Bunch menjadi salah satu film terbaik sepanjang masa dalam narasi Anti-Western masa transisi modernisme.

Sudah tidak perlu diragukan lagi performa masing-masing aktor utamanya, sebagai para veteran dalam mengisi peran "Bad Old Boys" tersebut. 

Praktis dan efisien, dua kata yang tepat untuk film signifikan tersebut.  

The Wild Bunch memang kontroversial dalam menyuguhkan kekerasan ekstrim yang estetis, namun revolusioner dari sisi sinematografi secara solid.

Film ini telah menggapai puncak dan memiliki reputasi liar, sekaligus mewarisi gaya yang dikenang sepanjang masa. 

Demikian sinema aksi laga review The Wild Bunch, film kontroversial dan revolusioner dalam narasi Anti-Western.

Score: 4 / 4 stars

The Wild Bunch | 1969 | Western, Aksi Laga | Pemain: William Holden, Ernest Borgnine, Robert Ryan, Edmond O’Brien, Warren Oates, Jaime Sánchez, Ben Johnson, Emilio Fernández, Strother Martin, L.Q. Jones | Sutradara: Sam Peckinpah | Produser: Phil Feldman | Penulis: Walon Green, Roy N. Sickner. Naskah: Walon Green, Sam Peckinpah | Musik: Jerry Felding | Sinematografi: Lucien Ballard | Distributor: Warner Bros-Seven Arts | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 145 Menit

Comments