Fast Times at Ridgemont High (1982): Satir Komedi akan Kenakalan dan Seksualitas Remaja

review film fast times at ridgemont high
Universal Pictures

Sinema drama review film Fast Times at Ridgemont High, satir komedi akan kenakalan dan seksualitas remaja. 

Diantara sekian banyak film komedi remaja, Fast Times at Ridgemont High memiliki kualitas serta kapasitas mumpuni dan ikonik.

FIlm ini mampu tercatat dalam United States Film Registry yang signifikan secara kultur, historis serta estetis, sebuah pencapaian prestisius terhadap genre sejenis.

Sebuah satir melalui drama komedi yang dengan tajam menyoroti problema kenakalan remaja serta seksualitas semasa puber, cenderung eksploitatif, serta ada elemen tragedi.

Baca juga: Animal House (1978): Awal Kepopuleran Komedi Seks Remaja

Fast Times at Ridgemont High diadaptasi dari pengalaman pribadi sineas Cameron Crowe yang ditulis dalam bukunya.

Crowe pernah menyamar sebagai salah satu murid di Clairemont High School untuk keperluan risetnya.

Fast Times at Ridgemont High merupakan debut sineas Amy Heckerling sekaligus pembuka jalan bagi para bintang Hollywood papan atas.

Nama Sean Penn, Jennifer Jason Leigh, Judge Reinhold serta Phoebe Cates menanjak karirnya setelah film tersebut.

Selain itu ada peran kecil dari Forrest Whitaker, Eric Stoltz, Anthony Edwards, maupun figuran dari Nicolas Cage yang masih menggunakan nama Nicolas Coppola.

Dikisahkan sebuah kota kecil bernama Ridgemont, adalah Brad (Judge Reinhold), siswa senior yang berkerja di sebuah restoran siap saji.

Ia hampir melunasi mobil yang ia beli sekaligus ingin memutuskan hubungan dengan kekasihnya, sehingga bisa menikmati kebebasan.

Namun apa dikata, saat sebuah insiden membuatnya emosi karena komplain seorang pelanggan, sehingga ia dipecat oleh manajernya. 

Brad yang membutuhkan dukungan, malah diputuskan oleh kekasihnya. Kini ia bekerja di restoran tematik dan dirinya merasa konyol karena wajib mengenakan jubah bajak laut.

ulasan sinopsis fast times at ridgemont high
Universal Pictures

Adik perempuan Brad bernama Stacy (Jennifer Jason Leigh) berusia 15 tahun adalah siswi junior yang bekerja sebagai pramusaji pizza di sebuah mal.

Stacy bereksperimen akan hasrat seks-nya dengan seorang pria yang berusia dua puluhan yang ia taksir dan rela melepaskan keperawanan karena mengaku dirinya berusia 19 tahun.

Namun sang pria lalu mencampakannya. Stacy memberitahukan kepada sahabatnya, Linda (Phoebe Cates) yang mengaku lebih berpengalaman.

Tampak di seberang restoran pizza, Mark (Brian Baker) yang juga siswa junior yang bekerja sebagai usher bioskop, adalah seorang pemalu. 

Atas dorongan sahabat kelasnya bernama Mike (Robert Romanus) berbisnis jualan tiket konser musik, Mark diarahkan untuk mengenal dan mengajak kencan Stacey.

Mark agak canggung saat Stacey dengan agresif mengajak berhubungan intim dengannya, namun Stacey dan Mike malah memanfaatkan situasi di kala Mark menjaga jarak dengan Stacey. 

Maka konflik diantara Mark dan Mike pun tak terbendung lagi.

Adapun seorang siswa bernama Jeff Spicoli (Sean Penn) bersama ketiga sahabatnya adalah tipikal yang gemar menghisap ganja, tampil urakan serta tidak pernah disiplin. 

Jeff kerap bermasalah dengan seorang guru sejarah yakni Mr. Hand yang berwatak keras dan konservatif.

fast times at ridgemont high kenakalan remaja
Universal Pictures

Pada dasarnya, narasi Fast Times at Ridgemont High fokus pada para figur utamanya yakni Stacey, Brad dan Mark yang didukung dengan figur Mark dan Linda. 

Sedangkan alur tambahan terdapat dalam figur nyentrik Jeff, ada pula figur Charles (Forrest Whitaker), bintang football yang ditakuti oleh siapapun.

Meski ceritanya cukup rumit karena melibatkan sejumlah figur dan terdapat tambahan alur, hebatnya film ini mampu membuai audiens untuk menikmati setiap adegan yang ada.

Film dibuka dengan sorotan kamera terhadap sebuah gedung yakni Ridgemont Mall dan diiringi dengan lagu The Go-Go’s “We Got the Beat”.

Permainan dinamis kamera dimulai dengan menyorot aktivitas dan suasana di dalam mal, dengan memperkenalkan karakter utama satu-persatu.

Mulai dari perbincangan antara Stacey dan Linda di dalam restoran pizza, Mark dan Mike di depan bioskop, hingga adegan berpindah tempat di luar mal.

Lalu adegan menyambung menuju restoran siap saji, saat Brad dan kekasihnya yakni Lisa (Amanada Wyss) sedang bekerja sebagai pelayan.

Ternyata saat itu sedang musim liburan sekolah, lalu adegan menuju pada aktivitas sekolah yang baru dimulai lagi, maka kisah masing-masing para figur pun hadir dalam setahun ke depan.

fast times at ridgemont high satir komedi remaja
Universal Pictures

Fast Times at Ridgemont High memang khas sebagai drama komedi remaja tipikal, seperti kenakalan, puberitas serta seksualitas, selain persahabatan dan relasi intim.

Baca juga: Porky’s (1981): Komedi Vulgar Remaja dan Balas Dendam
 

Yang menjadi pembeda dengan film lainnya yakni pengemasan yang cenderung realistis namun tetap menghibur. 

Elemen komedinya pun tidak berlebihan tanpa adegan slapstick atau aksi konyol belaka. Malah terkesan seperti dark comedy, karena ada tragedi yang terselip.

Hal sama yang dialami oleh kedua figur sentral, yakni Stacy dan Mark adalah tipikal puberitas yang mengalami gejolak asmara dan seksualitas dalam sebuah hubungan. 

Keduanya memiliki pandangan berbeda yang cukup kentara, bahwa Stacy bereksperimen melalui hubungan seks, sedangkan Mark lebih menyukai hubungan serius dan romantis.

Ironisnya, mereka masing-masing memiliki sahabat yang terkesan lebih dewasa dalam menjalin hubungan.

Figur Linda dan Mike yang mengaku lebih berpengalaman, malah belum terbukti nyata di mata Stacy dan Mark.

Sedangkan Brad selalu harus berjuang dan merangkak menuju kebahagiaan sejati atas rasa frustasi yang dialaminya.

Ada pula Jeff yang harus memperbaiki diri untuk lebih realistis dalam menggapai tujuan masa depannya sendiri.

fast times at ridgemont high seksualitas remaja
Universal Pictures

Figur Jeff Spicoli jelas signifikan meski berada dalam alur cerita tambahan, berkat sejumlah adegan ikonik saat ia diwawancara terkait aktivitas berselancar atau selalu ditantang oleh guru sejarahnya. 

Performa hebat Sean Penn itulah menjadi sebuah terobosan karirnya ke tingkat yang lebih tinggi.

Adegan paling populer dan tentunya ikonik di film ini, sekaligus yang digemari dan selalu terkenang oleh para lelaki, yakni figur Linda yang diperankan Phoebe Cats.

Ia mengenakan bikini merah, keluar dari kolam renang dalam gerak slow-motion, lalu menghampiri Brad, sambil diiringi sekilas musik dari lagu-nya The Cars “Moving in Stereo”.

Film ini pun dijejali soundtrack yang mendominasi sepanjang adegan cerita, dari sejumlah artis seperti Sammy Hagar, Donna Summer, The Go-Go’s, maupun Don Henley.

Sebagai drama komedi remaja yang sepintas terlihat generik, Fast Times at Ridgemont High mungkin tidak membuat anda tertawa keras dan malah luluh lantah dalam adegan tertentu.

Namun pesan bermakna sesuai judulnya itu, menyampaikan bahwa betapa cepatnya waktu berlalu dalam masa sekolah.

Dampak yang ditimbulkan terkait kelakuan dan tindakan para figurnya, akan kenakalan dan seksualitas serta pertanggung-jawaban akan masa depan yang mereka hadapi.  

Sebuah tontonan yang sarat akan hiburan bermakna.

Itulah sinema drama review film Fast Times at Ridgemont High, satir komedi akan kenakalan dan seksualitas remaja.

Score: 4 / 4 stars

Fast Times at Ridgemont High | 1982 | Drama, Komedi, Remaja | Pemain: Sean Penn, Jennifer Jason Leigh, Judge Reinhold, Phoebe Cates, Brian Baker, Robert Romanus, Ray Walston | Sutradara: Amy Heckerling | Produser: Irving Azoff, Art Linson | Penulis: Berdasarkan buku Fast Times at Ridgemont High, ditulis dan diadaptasi ulang oleh Cameron Crowe | Sinematografi: Matthew F. Leonetti | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 90 Menit

Comments