8 Film ‘The Howling’ tentang Manusia Serigala Berdasarkan Peringkat
Embassy Pictures |
Sinema horor, review delapan film The Howling tentang manusia serigala berdasarkan peringkat dari yang terburuk, hingga yang terbaik.
Di tahun 1981 bersama dengan An American Werewolf in London dan Wolfen, film The Howling merupakan salah satu dari tiga film besar yang mengisahkan tentang manusia serigala.
Ada kisah menarik dari artis efek spesial, yakni Rick Baker yang meninggalkan proyek The Howling malah mengerjakan An American Werewolf in London hingga diganjar pengahragaan Oscar.
Baker mereferensikan Rob Bottin –artis efek spesial The Thing (1982)- sebagai penggantinya, sehingga di tahun 1980 meski dalam tahap perkembangan, mendapatkan penghargaan Saturn Award untuk Best Horror Film.
Dalam kredit pembuka di semua film The Howling, ada referensi terhadap kisah yang memang bermula dari novel dengan judul yang sama karya Gary Brandner.
Novelnya sendiri terbit di tahun 1977, hingga kemudian terbit dua sekuelnya di tahun 1979 dan 1985.
Berbasis tiga novel dari karya Brandner, bukan berarti menjadi adaptasi langsung terhadap format film yang kini berjumlah delapan dan rencananya akan dibuat ulang via Netflix.
Tiga film pertama The Howling dirilis di bioskop, selebihnya langsung melalui format video.
Agar lebih jelas, berikut adalah infografis penjelasan singkatnya:
Waralaba film The Howling mempertegas profil film horor modern tentang manusia serigala yang telah eksis sejak era perfilman bisu, setidaknya melalui judul ikonik yang populer.
Hingga kini total ada 8 film The Howling yang saya urutkan berdasarkan peringkat dari penilaian pribadi, mulai yang terburuk hingga terbaik:
New Line Home Video |
8. Howling: New Moon Rising (1995)
Ted (Clive Turner) adalah seorang pengembara tiba di kota kecil. Ia diterima bekerja sebagai pramusaji bar milik Pappy (Chaude Allen).
Rupanya ada agenda tersembunyi dari Ted terhadap penduduk kota, bersamaan dengan serangkaian pembunuhan janggal.
Selamat! Film Howling VII atau Howling: New Moon Rising adalah salah satu sekuel horor terburuk sepanjang masa. Sebuah bencana bagi waralaba populer itu.
Clive Turner sang penulis Howling IV dan Howling V adalah sosok yang paling bertanggung jawab mewujudkan film kecil ini sebagai penulis, sutradara, penyunting, produser, sekaligus pemeran utamanya.
Penggambaran kota kecil bergaya Southern yang kental dengan musik Country dan para pengendara motor besar, identik dengan komunitas yang terisolasi dari keramaian kota.
Lebih dari setengah cerita, film ini dihabiskan dengan banyak hal memprihatinkan seputar figur Ted.
Hal tersebut berkenaan dalam kehidupan sehari-harinya bekerja di sebuah bar, melalui adegan bermusik, menyanyi dan dancing, lengkap dengan hal konyol, kering, serta humor murahan.
Karena biaya seadanya, maka efek dalam sudut pandang manusia serigala pun dibuat asal, terlebih dalam transformasi, wujud, serta aksi penyelesaian akhir yang membuat saya geleng-geleng kepala.
Turner pun memaksakan kisah mulai dari seri ke-4 hingga ke-6, menyambung kepada film ini, dengan kembali mendatangkan dua figur utamanya.
Howling VII bagaikan menyaksikan dokumenter pembuatan filmnya itu sendiri.
Score: 0 / 4 stars
Metro-Goldwyn-Mayer |
7. Howling III: The Marsupials (1987)
Jerboa (Imogen Annesley) adalah seorang keturunan serigala marsupial (mamalia khas Australia) yang melarikan diri dari komunitasnya karena kekerasan.
Ia bertemu dan menjalin hubungan dengan Donny (Leigh Biolos).
Sementara Harry (Barry Otto) adalah seorang profesor yang terobsesi dengan eksistensi manusia serigala.
Idenya mendatangkan ancaman, sehingga melibatkan pasukan untuk membasmi komunitas yang tinggal di desa Flow.
Masih ditangani sutradara yang sama yakni Philippe Mora, penyajian film Howling III senada dengan film Howling II.
Hal tersebut tampak sebagai horor komedi kering, sarat akan kekonyolan belaka serta hilangnya elemen kekerasan, sejak diberi peringkat PG-13.
Untungnya pesona figur utama Jerboa yang diperankan Imogen Annesley serta lokasi di Australia, memberikan sedikit warna yang berbeda.
Maka, film bertemakan manusia serigala ini berdasarkan spesies khas Australia yang tidak bertransformasi saat bulan purnama.
Adegan tiga figur yang menyamar menjadi biarawati saat mendatangi sebuah pesta, sungguh menggelikan!
Score: 1 / 4 stars
Anchor Bay Entertainment |
6. The Howling Reborn (2011)
Will (Landon Liboiron) seorang remaja yang tinggal dengan ayahnya, karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya.
Ia tertarik dengan Eliana (Lindsey Shaw), namun kerap mendapat bully dari Roland yang mengklaim diri sebagai kekasihnya.
Suatu hari di sekolahnya kedatangan tiga siswa baru yang misterius dan akan mengadakan pesta. Eliana lalu mengundang Will ke pesta tersebut.
Saat mereka bersenang-senang, Will dalam keadaan mabuk mulai paranoid akan munculnya sosok manusia serigala.
The Howling Reborn disebut sebagai reboot dari semua filmnya.
Meski informasinya masih dipertanyakan, dalam kredit pembuka tertera berdasarkan adaptasi dari novel The Howling II, padahal mengambil elemen minor dari novel The Howling.
Film ini sendiri adalah versi horor modern yang melibatkan figur remaja dan lingkungan sekolah.
Dramanya cenderung bergaya film Twilight (2008), namun lebih berbobot tanpa harus larut dalam roman picisan, ditambah dengan aspek psikologis serta misteri.
Ringan dan cukup menghibur!
Score: 2 / 4 stars
Hemdale Film Corporation |
5. Howling II: Your Sister is a Werewolf (1985)
Ben (Reb Brown) setelah kematian kakaknya, bertemu Jenny (Annie McEnroe), namun tidak percaya adanya manusia serigala setelah mendengar peringatan dari Stefan (Christopher Lee).
Semuanya berawal dari Stirba (Sybil Danning) sang ratu manusia serigala yang abadi, memiliki kekuatan magis dan menyebarkan pengaruhnya terhadap banyak korban secara global.
Maka Stefan mengajak Ben dan Jenny menuju Transilvania untuk menumpas Stirba.
Film dengan judul lain Howling II: Stirba-Werewolf Bitch, merupakan sekuel langsung dari film The Howling (1981) namun dengan menghadirkan sejumlah figur baru.
Terasa begitu ringan dan konyol, namun kekerasannya lebih sadis, film ini sarat akan pengulangan musik dari lagu yang sama, serta mengumbar seksualitas.
Howling II mengajak audiens kembali menuju akar mitos dari manusia serigala, ritual kuno ala serta suasana di Eropa Timur, melalui penyajian yang lumayan menghibur.
Oh ya, terkait nama besar Christopher Lee dalam dunia horor juga cukup berpengaruh.
Score: 2 / 4 stars
International Video Entertainment, Image Entertainment |
4. Howling IV: The Original Nightmare (1987)
Setelah histeris karena mendapatkan visi tentang sosok biarawati misterius dan manusia serigala, Marie (Romy Windsor) disarankan oleh psikiatrisnya untuk berlibur.
Dengan memanfaatkan rumah peristirahatan di kota kecil Drago, ia beserta suaminya, Richard (Michael T. Weiss).
Namun ternyata di kota tersebut, visi Marie yang dianggap halusinasi tersebut, malah menjadi kenyataan, sejak sejumlah teror menghantuinya.
Memiliki alur cerita yang sama dengan film perdananya, The Howling IV merupakan adaptasi lebih setia dari novel The Howling karya Gary Brandner.
Film ini pula yang menjadi awal dari sekuel dengan gaya penyajian serius dan lebih menekankan elemen suspens misteri.
Dengan efek spesial seadanya, mengingat format langsung ke dalam bentuk video karena biaya terbatas, bukan berarti visualnya buruk.
Teknik penyampaian dan arahan dari sineas John Hough, sudah cukup mencekam sebagai tontonan horor menarik.
Score: 2.5 / 4 stars
Artisan Entertainment |
3. Howling VI: The Freaks (1991)
Ian (Brendan Hughes) adalah pengembara yang tiba di sebuah kota kecil.
Ia bekerja untuk merenovasi sebuah gereja yang dimiliki oleh Pendeta Dewey (Jered Barclay) hidup bersama dengan putrinya Elizabeth (Michele Matheson).
Adanya kejanggalan akan pembunuhan pun terjadi, terutama sejak kehadiran karnaval sirkus yang dipimpin oleh Harker (Bruce Payne).
Karnaval tersebut mempertontonkan sejumlah orang aneh untuk hiburan kepada warga.
Sub judul pada film ini yakni “The Freaks” bisa merujuk kepada beberapa makna riil maupun abstrak terhadap sejumlah pihak tertentu, baik yang protagonis maupun antagonis.
Narasinya memiliki kemiripan dengan film klasik Legend of the Werewolf (1975), namun lebih kompleks dan kaya akan intrik.
Jadi, tak hanya manusia serigala sebagai sentral penceritaannya, namun beberapa ‘mahluk’ lain pun yang saya rasa ikonik juga eksis, karena memang penuh kejutan.
Score: 3 / 4 stars
Artisan Entertainment |
2. Howling V: The Rebirth (1989)
Sekelompok orang asing yang tidak mengenal satu sama lain, diundang oleh seorang Count (Philip Davis) dalam rangka pembukaan ekslusif dari kastil kuno dari abad ke-15 di Budapest, Hungaria.
Mereka berkumpul di sebuah hotel, lalu dengan bus menuju kastil tersebut. Karena terjebak dalam badai salju, jadwal kembali menuju hotel terpaksa ditunda.
Maka, satu-persatu dari mereka tewas terbunuh oleh sosok manusia sergala misterius yang rupanya bersembunyi dalam kastil tersebut.
Mungkin saja permainan dan adaptasi film Werewolves Within terinspirasi dari film ini yang dirilis tahun 1989 silam.
Howling V: The Rebirth menurut saya adalah sekuel terbaik, karena mampu menyajikan suspens superior dengan gaya whodunit ala novelnya Agatha Christie.
Sungguh sulit untuk menerka, bahkan dari adegan pembukanya saja di abad pertengahan yang begitu mencekam.
Belum lagi aura misterius yang kental, hingga dalam adegan akhir terungkap siapa pelakunya. Itupun masih belum jelas!
Keunggulan film ini yakni tetap mengutamakan aspek suspens misteri yang dibuat ambigu.
Selain itu, tema isolasi berkenaan dengan suasana di Eropa Timur era Perang Dingin, terjebak dalam badai salju di sebuah kastil kuno yang angker, adalah horor sesungguhnya.
Score: 3 / 4 stars
Embassy Pictures |
1. The Howling (1981)
Karen (Dee Wallace) adalah seorang jurnalis televisi yang trauma karena diserang oleh seseorang yang tak dikenal dan menjadi tersangka pembunuh berantai.
Atas saran terapisnya yakni Dr. Waggner (Patrick Macnee), ia beserta sang suami yakni Bill (Christopher Stone) pergi ke sebuah komunitas yang dinamakan The Colony jauh dari perkotaan, untuk memulihkan trauma.
Namun apa yang terjadi adalah serangkaian teror yang jauh lebih mengerikan dialami oleh Karen.
Yang orisinal adalah yang terbaik. Kalimat tersebut adalah umum dalam dunia perfilman khususnya horor.
The Howling yang disutradarai Joe Dante ini memang berkelas karena memiliki kualitas suspens terutama dalam mengungkap keberadaan manusia serigala secara perlahan.
Baca juga: Gremlins (1984): Mahluk Lucu Menjadi Monster Seram
Film ini juga mengandung elemen psikologi horor, sejak figur Karen ragu akan keberadaan manusia serigala.
Namun seringkali mendapatkan visi atau mimpi buruk tentangnya pasca kejadian traumatik tersebut.
Berbagai kejutan pun terjadi hingga menjelang akhir cerita, meski eksekusi dari aksi penyelesaiannya kurang seru dan terasa janggal.
Tapi di akhir cerita, begitu tragis sekaligus meriah! Spesial efeknya meski tidak megah seperti An American Werewolf in London, tetap saja film ini menyajikan visual yang mengerikan.
Score: 3.5 / 4 stars
Demikian sinema horor, review delapan film The Howling tentang manusia serigala berdasarkan peringkat dari yang terburuk, hingga yang terbaik.
Comments
Post a Comment