Apocalypse Trilogy : The Thing (1982)

apocalypse trilogy the thing
Universal Pictures

There's a storm hitting us in two hours. We're gonna find out who's who . . .

Kata-kata tersebut dilontarkan oleh A.J. MacReady kepada rekan-rekannya, setelah mereka menyadari akan bahaya entitas luar angkasa yang menduplikasi manusia beserta mahluk hidup lainnya, sehingga timbul kecurigaan satu sama lain.

Film fiksi ilmiah horor The Thing garapan John Carpenter tersebut sering direkomendasikan sebagai salah satu remake terbaik sepanjang masa.

Baca juga: John Carpenter: Sang Maestro Independen

Semua itu berasal dari sebuah novel karya John W. Campbell yang berjudul Who Goes There? yang terbit di tahun 1938. Lalu adaptasi lepas dari novenya itu diwujudkan melalui film The Thing from Another World (1951).

Maka di tahun 1982, Carpenter pun ingin mengadaptasi langsung dari novelnya sendiri melalui film The Thing, dalam arti lebih setia terhadap elemen ceritanya.

Sangat disayangkan jadwal penayangan di sejumlah bioskop film The Thing, berderkatan dengan film E.T. yang menyasar pada segmen keluarga, sehingga mempengaruhi penilain kritik, minat audiens, serta tentu saja pendapatan filmnya itu sendiri.

Berkat adanya home video, film The Thing semakin diminati sekaligus direkomendasikan dari tahun ke tahun, hingga akhirnya menyandang status cult, penilaian ulang sejumlah kritikus, serta menjadi bagian dari budaya populer Hollywood yang ikonik.

review film the thing
Universal Pictures

Premis The Thing mengisahkan sekelompok ilmuwan Amerika di Antartika, harus berhadapan dengan teror mematikan, berupa entitas luar angkasa yang bisa menduplikasi mahluk hidup di bumi termasuk manusia.

Tema yang diangkat film ini yakni tentang ancaman eksternal akan kepunahan massal umat manusia atau yang dikenal dengan istilah "Apocalypse". Carpenter kemudian menggarap film horor bertema sama, yakni Prince of Darkness (1987) dan In the Mouth of Madness (1994), sehingga ketiga film tersebut tergabung dalam Apocalypse Trilogy.

The Thing membuka kisah dengan sebuah insiden kedua orang Norwegia yang tewas, saat mereka hendak membunuh seekor anjing yang menghampiri pangkalan stasiun Amerika hingga terjadi konfrontasi yang tak terelakkan.

Pilot helikopter Amerika, A.J. MacReady (Kurt Russell) dan Dr. Copper (Richard Dysart) dengan penasaran, segera menyelidiki dan mendatangi stasiun penelitian Norwegia.

Apa yang mereka temukan sungguh mengejutkan dan mengerikan, tempat tersebut tidak berpenghuni dan terdapat sejumlah jasad manusia dengan bentuk yang tidak lazim menyerupai monster. Lalu mereka mengangkut salah satu jasad dan berbagai dokumen untuk diteliti.

Sementara itu, seekor anjing yang berhasil diselamatkan sebelumnya, ditempatkan di sebuah kandang beserta dengan kawanan anjing lainnya. Tak lama kemudian, anjing tersebut berubah menjadi monster dan membunuh semua anjing tersebut. Dalam keadaan panik, akhirnya mereka bisa membasmi monster tersebut.

john carpenters the thing
Universal Pictures

Jasad yang dibawa oleh MacReady, diotopsi oleh Blair (A. Wilford Brimley), lalu ia menyimpulkan bahwa ada sebuah mahluk dengan sel yang bisa berasimilasi dengan sel mahluk hidup di bumi, lalu menduplikasinya.

Mereka mempelajari penelitian dari sejumlah berkas, lalu mendatangi tempat ekskavasi bekas orang Norwegia tersebut dengan penemuan mengejutkan. Sedangkan Blair menjadi paranoid, karena mengetahui kemungkinan asimilasi yang bakal terjadi dengan cepat hingga menyebar ke seluruh Bumi. 

Baca juga: 'Body Horror' Jenius dari Kanada ala David Cronenberg

Maka mereka tidak menyadari bahwa satu-persatu bisa saja berubah menjadi sesuatu yang mengerikan.

Film The Thing begitu terasa mencekam mulai dari adegan pembuka, hingga akhir cerita. Hebatnya, audiens selalu dibuat penasaran akan alur cerita yang sulit ditebak, serta siapa lagi yang akan menjadi korban selanjutnya.

Mengingat begitu solidnya aksi para karakter akan performanya masing-masing, sehingga tidak bisa dibedakan yang mana manusia sungguhan serta yang mana sudah terasimilasi menjadi entitas asing.

Berbagai konflik yang mereka alami menimbukan paranoia dan kegilaan di dalam diri mereka, saling curiga, dugaan konspirasi, fitnah, pertahanan diri, hingga sabotase merupakan sejumlah poin penting yang ingin disampaikan film ini.

ulasan film the thing
Universal Pictures

Seakan jarang memberikan celah berupa jeda, melalui serangkaian adegan intens serta dialog menarik, film ini sangat kental dengan elemen suspens mengerikan.

Disajikan begitu efektif terhadap keseimbangan ritme dalam alur, adegan aksi, sorotan kamera, pencahayaan, visual hingga scoring, maka hadir atmosfir horor yang begitu kuat, bernuansa tenang namun mematikan!

Dengan durasi hampir 2 jam tidaklah cukup dan rasanya masih kurang memuaskan.

Suasana horor yang terisolasi dalam salju menggigil di Antartika, terutama di malam hari yang lebih panjang itulah menjadi kekuatan optimaliasi sebuah teror yang tak terhindarkan.  

Baca juga: Isolasi dan Paranoia: Horor 'Apartment Trilogy' Roman Polanski 

Carpenter dengan cermat memperlihatkan kekontrasan suasana kehangatan yang dihuni oleh kelompok Amerika, serta penggambaran horor nyata begitu suram mencekam di stasiun Norwegia di awal-awal cerita, sehingga terjadilah pengulangan yang sama akan momen mengerikan tersebut.

Visual fantastis tampak begitu nyata, meski sesungguhnya syuting dilakukan di lokasi lain maupun dalam studio yang bahkan saat musim panas, jadi mereka berakting seakan-akan berada dalam cuaca dingin.

sinopsis film the thing
Universal Pictures
 
Mulai dari hamparan salju menutupi seluruh landskap, reruntuhan pesawat luar angkasa yang terbenam di bawah permukaan hingga stasiun penelitian itu sendiri, merupakan kombinasi antara prop, matte paintings serta trik kamera yang dieksekusi dengan sangat baik.

Pergerakan sorotan kamera yang fokus pada seekor anjing dari stasiun penelitian Norwegia, berkeliaran antar ruangan di stasiun penelitian Amerika, hal tersebut mengindikasikan memang ada sesuatu yang misterius pada anjing tersebut.

Atau adegan tatkala karakter Fuchs dikejutkan oleh seseorang (atau sesuatu) yang lewat begitu saja, maupun adegan tes darah yang populer itu, menggunakan elemen jump scare terbaik yang pernah ada!

Selingan humor untuk meredakan intensitas terdapat dalam sekuen paling dikenang, yakni transformasi mahluk menyerupai laba-laba yang menyelinap pergi, sementara karakter MacReady, Windows dan Palmer dalam posisi membelakanginya..

Dilanjutkan dengan reaksi Palmer yang seketika menengok ke belakang (kearah kamera), sontak melotot terkejut melihat melihat mahluk laba-laba itu dan berkata “You gotta be f**kin’ kidding”.

Masih banyak adegan ikonik lainnya seperti saat memberikan syok kardiogenik kepada salah satu kru, tes darah serta konklusinya ataupun adegan akhir yang begitu epik, meski di akhir cerita saya begitu dibuat penasaran. 

film the thing paranoia cult remake
Universal Pictures
 
The Thing merupakan slaah satu warisan horor fiksi ilmiah terbaik terutama pemanfaatan optimal efek praktis yang dikerjakan oleh Rob Bottin melalui sejumlah monster yang begitu terasa nyata serta mengerikan.

Scoring yang awalnya saya kira dimainkan oleh Carpenter, tenyata dilakukan oleh maestro Ennio Morricone yang dominan melalui alat musik synthesizer.

Meski masing-masing performa seluruh aktornya tidak ada yang istimewa, namun mereka semua mampu membawakan emosi serta paranoid yang begitu terasa. Kolaborasi ke-3 Kurt Russell dengan dengan Carpenter setelah Elvis (1979) dan Escape From New York (1981) bakal berkanjut dalam dua film berikutnya.

Baca juga: Escape from New York (1981) : Aksi Snake Plissken di Manhattan

Film The Thing juga memiliki persamaan tema dengan film pembuatan ulang di tahun 1978 yakni Invasion of the Body Snatchers. Bersama dengan film The Fly (1986), ketiga film ini merupakan remake horor fiksi ilmiah terbaik yang pernah ada.

Di tahun 2011 dengan judul yang sama, film ini dibuatkan prekuel-nya melalui formula cerita sama dari sisi kelompok peneliti Norwegia, sehigga dalam akhir ceritanya menyambungkan langsung persitiwa di film ini.

Dalam salah satu sumber menyebutkan, bahwa sejatinya film prekuel tersebut menggunakan dominasi efek praktis, namun keputusan studio menggantikannya dengan polesan akhir CGI begitu buruk eksekusinya, sangat disayangkan.

Score: 4 / 4 stars

The Thing | 1982 | Fiksi Ilmiah, Suspens, Horor | Pemain: Kurt Russell, A. Wilford Brimley, T.K. Carter, David Clennon, Keith David, Richard Dysart, Charles Hallahan, Peter Maloney, Richard Masur, Donald Moffat, Joel Polis, Thomas Waites | Sutradara: John Carpenter | Produser: David Foster, Lawrence Turman | Penulis: Berdasarkan Novel Who Goes There? karya John W. Campbell. Naskah: Bill Lancaster | Musik: Ennio Morricone | Sinematografi: Dean Cundey | Distributor: Universal Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 109 Menit

Comments