Head to Head: The Running Man 1987 vs 2025

head to head review the running man 1987 vs 2025
Tri-Star Pictures, Paramount Pictures

Sinema aksi laga fiksi ilmiah review head to head film The Running Man 1987 vs 2025.

The Running Man tahun 2025 adalah remake dari film berjudul sama tahun 1987, kali ini dalam head to head keduanya.

The Running Man merupakan adaptasi novel fiksi ilmiah aksi laga thriller karya Stephen King dengan nama pena Richard Bachman.

Baca juga: 10 Film Adaptasi Stephen King Terfavorit

Novel tersebut pertama kali diadaptasi ke layar lebar thun 1987 yaitu The Running Man yang diperankan Arnold Schwarzenegger.

Film The Running Man 1987 meraih sukses medioker dan kini berstatus cult classic, sudah banyak yng memberikan reaksi penonton modern melalui YouTube.

Kini tahun 2025 The Running Man kembali dibuatkan ulang oleh sineas Edgar Wright dan diperankan aktor yang sedang naik daun, Glen Powell.

review the running man 1987
TriStar Pictures

The Running Man (1987)

The Running Man mengisahkan tahun 2017 saat kekuasaan totaliter melalui otoritas absolut membungkam kebebasan rakyat.

Ben Richards (Arnold Schwarzenegger) mendapatkan fitnah saat menjadi polisi terhadap insiden pembantaian para demonstran.

Ia bersama beberapa orang kelompok perlawanan pemerintah berhasil kabur dari penjara, dan menuju kediaman sang adik kandung.

Ben kaget saat menemukan kediaman tersebut kini dihuni Amber (María Conchita Alonso), lalu i nekat memaksa Amber kabur melalui bandara.

Amber ketakutan dan menyerahkan Ben kepada otoritas untuk kemudian ditangkap.

Pembawa acara "The Running Man" Damon Killian (Richard Dawson) kemudian merekrut Ben guna menikkan rating acaranya, melalui sebuah ancaman.

Kini Ben harus kembali bertahan hidup menghadapi acara paling brutal dan mematikan tersebut.

The Running Man 1987 merupakan adaptasi lepas dari novel dengan mengutamakan elemen aksi laga dan humor segar.

sinopsis alur film the running man 1987
TriStar Pictures

Diperankan Arnold Schwarzenegger yang namanya melonjak tajam sebagai superstar, gaya film ini tentu sesuai ciri khas aksi laga ala 1980'an.

Melalui durasi sekira 1,5 jam, kualitas The Running Man 1987 sebagai adaptasi tampak terlalu ringan dan lebih mengutamakan hiburan segar.

Semua bagian alur telah diatur instan melalui transisi babak saat sang figur utama sudah dua kali melarikan diri, sebelum tiba dalam babak baru cerita.

Memang sulit dengan biaya seadanya dan keterbatasan teknologi saat itu dalam mengadaptasi jauh di masa depan yang distopia.

Memang ramalan dalam film ini sudah sangat mendekati realita, bagaimana gejolak sosial politik Dunia Barat saat ini.

Satir manipulasi media dan acara show, kekerasan dalam realita sosial masyarakat, deep fake dengan teknologi digital, serta sensor ketat merupakan isu besar dan global saat ini.

Meski terkesan "instan dan murahan", film The Running Man 1987 mampu menghibur saya sepenuhnya, apalagi dialog "one liner" populer ala 1980'an sangat menggema dan mengena.

ulasan film the running man 1987 ikonik
TriStar Pictures

Kombatan brutal gladiator modern dengan setiap keunikan para antagonis film ini pun jadi nilai plus daam kombinasi aksi laga petualangan fiksi ilmiah.

Arnodl Schwarzenegger dengan aksen Eropa yang masih kental itu, diimbangi dengan si seksi María Conchita Alonso sebagai Amber dalam transisi melawan balik tirani.

Tapi performa paling top film ini tentu Richard Dawson, sang personality televisi sebagai bahan satir dirinya sendiri.

Nilai plus film ini yaitu gaya pop culture kontemporer, melalui musik dan dance dengan koreografi oleh Paula Abdul dalam adegan show opening, serta score memorable dari Harold Faltemeyer yang terkenal dalam Beverly Hills Cop dan Top Gun.

The Running Man 1987 meski sebagai adaptasi lepas, namun tetap memorable dan jadi salah satu tontonan laga 1980'an yang signifikan.

Score: 3 / 4 stars | Pemain: Arnold Schwarzenegger, María Conchita Alonso, Yaphet Kotto, Richard Dawson, Jim Brown, Jesse Ventura | Sutradara: Paul Michael Glaser | Produser: George Linder, Tim Zimmerman | Penulis: Berdasarkan Novel The Running Man karya Richard Bachman alias Stephen King. Naskah: Steven E. de Souza | Musik: Harold Faltermeyer | Sinematografi: Thomas Del Ruth | Penyunting: John Wright, Mark Warner, Edward A. Warschika | Distributor: Tri-Star Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 101 menit

review the running man 2025 glen powell
Paramount Pictures

The Running Man (2025)

Demi menyembuhkan putri kecilnya yang sedang sakit, Ben Richards (Glen Powell) seorang pengangguran terpaksa mengikuti acara live show terbesar dan paling brutal "The Running Man" yang dimiliki Damon Killian (Josh Brolin) dengan pembawa acara dari Bobby T (Colman Domingo).

Selama 30 hari ke depan, ia harus bertahan hidup dimanapun berada untuk menghindari atau bahkan melawan dan menghadapi para pemburu yang disebut "The Hunter" yang dipmpin McCone (Lee Pace), serta pengaduan dari masyarakat sekitar.

Dalam petualangan dirinya, Ben dibantu oleh sejumlah pihak yang mendukung dirinya untuk menggilingkan korporat raksasa yang menguasai pemerintahan totaliter, namun peran media selalu membuat manipulasi dan fitnah terhdap dirinya.

Adaptasi setia dari novel dalam durasi 2 jam 13 menit ini, film The Running Man versi 2025 memberikan nada serius dengan fokus terbesar kepada karakter figur Ben Richards.

Tanpa ada prolog berupa penjelasan masa depan distopia, film ini langsung menyajikan bagaimana ang figur utama adalah seorang yang temperamental.

sinopsis alur plot the running man 2025 josh brolin
TriStar Pictures

Sisi manusiawi Ben Richards dalam keadaan terpuruk dan frustasi, tampak kurang digali lebih dalam secara psikologis melalui performa dan gaya akting Glen Powell.

Akibatnya, alur cerita film ini terlalu lama dan terbuai pada hari demi hari saat dirinya dikejar kelompok "The Hunter".

Narasi film ini terkesan rumit, tidak lugas dan jelas dalam kesederhanaan film versi 1987 terdahulu.

Babak ketiga The Running Man versi 2025 ini semakin lemah dalam pengantaran menuju konklusi akhir, padahal ada beberapa kejutan menarik dalam babak dua.

Penyelesaian akhir sebelum cerita ditutup sangat tidak elegan dan memuaskan, alih-alih ingin dibuat dramatis dengan gaya satir.

Saya paham, bahwa karakter figur Ben Richards hanya orang biasa yang tidak jago berkelahi, tapi kesan terhadap film ini hambar.

The Running Man versi 2025 ini hanya film tipikal generik tanpa melahirkan ikon dan mudah terlupakan.

ulasan film the running man 2025 edgar wright
TriStar Pictures

Dunia masa depan distopia yang dibangun, tidak memberikan perincian atau konsep tatanan kehidupan yang jelas, seakan mengambang tidak karuan.

Perbedaan adaptasi inilah yang membuat The Running Man versi 1987 jauh lebih baik dan sangat menghibur, daripada versi 2025 yang sedikit membosankan meski digmbarkan lebih realistis.

Selain performa lumayan baik dari Glen Powell, sedikit menarik perhatin untuk Colman Domingo sebagai sang pembaa acara, begitu pula penampilan kecil dari William H. Macy.

Sekelas Edgar Wright dalam menggarap film ini pun akhirnya menurunkan level kualitas yang gagal memberikan tontonan segar.

The Running Man versi 2025 ini mengulangi anomali adaptasi Stephen King untuk The Shinning, sukses oleh Stanley Kubrick namun gagal untuk tetap setia dalam versi berikutnya.

Score: 2 / 4 stars | Pemain: Glen Powell, William H. Macy, Lee Pace, Michael Cera, Emilia Jones, Daniel Ezra, Jayme Lawson, Sean Hayes, Colman Domingo, Josh Brolin | Sutradara: Edgar Wright | Produser: Simon Kinberg, Nira Park, Edgar Wright | Penulis: Berdasarkan Novel The Running Man karya Richard Bachman alias Stephen King. Naskah: Michael Bacca, Edgar Wright | Musik: Steven Price | Sinematografi: Chung Chung-hoon | Penyunting: Paul Machliss | Distributor: Paramount Pictures | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 133 menit

Itulah sinema aksi laga fiksi ilmiah review head to head film The Running Man 1987 vs 2025.

Comments