Ghostbusters: Afterlife, Sekuel Generasi Baru Warisan Masa Lalu

ghostbusters afterlife sekuel generasi baru warisan masa lalu
Sony Pictures Releasing

"My grandfather was a Ghostbuster. Something was coming and he knew it."

Sinema petualangan, review film Ghostbusters: Afterlife merupakan sekuel tentang generasi baru dari warisan masa lalu.

Ghostbusters: Afterlife adalah cara yang tepat bagaimana meneruskan waralaba yang menjadi warisan masa lalu untuk generasi baru.

Setelah dua tahun penantian akibat penundaan tayang karena Pandemi COVID-19, akhirnya Ghostbusters: Afterlife bisa dinikmati secara utuh.

Film ini adalah salah satu dari sekian banyak sekuel generasi baru, sebagai bagian dari ikon pop culture di era 70'an dan 80'an.

Baca juga: Review 3 Film 'Ghostbusters'

Setelah Ivan Reitman menyutradarai dua filmnya, kini putranya Jason yang mengisi bangku sutradara, sekaligus sebagai penulis cerita bersama Gil Kenan.

Ghostbusters: Afterlife membuktikan bahwa penggemar dan audiens umum memberikan skor tinggi di Rotten Tomatoes sebesar 95 persen dan di IMDb sebesar 7,7/10.

Hingga saat ini filmnya meraih box office hingga US$ 117 juta secara global di masa pandemi yang tidak menentu. 

Ghostbusters: Afterlife mengisahkan 32 tahun kemudian setelah peristiwa dari film Ghostbusters II (1989).

Callie (Carrie Coon) bersama dengan kedua anaknya, Trevor (Finn Wolfhard) dan Phoebe (McKenna Grace) mengalami kesulitan finansial.

sinopsis ghostbusters afterlife
Sony Pictures Releasing

Mereka terpaksa mendiami rumah peninggalan kediaman kakek mereka, mendiang Egon Spengler di kota kecil Summerville.

Phoebe punya minat menjadi ilmuwan dan berteman dengan Podcast (Logan Kim), sedangkan Trevor bekerja di rumah makan, dekat dengan Lucky (Celeste O'Connor).

Phoebe perlahan-lahan mulai menyadari ada fenomena supranatural di rumah tersebut yang menuntun kepada identitas kakeknya sebagai salah satu anggota Ghosbusters.

Trevor, Lucky bersama dengan teman-teman mereka mengunjungi pertambangan tua dan terkejut karena ada entitas yang terbang melesat dari lubang di bawahnya.

Sementara, penemuan perangkap hantu oleh Phoebe menarik minat guru mereka, Gary (Paul Rudd) dan mereka melakukan eksperimen untuk melepaskan hantu.

Penduduk kota tidak menyadari bahwa ada kekuatan jahat yang besar di dalam pertambangan tua tersebut.

Phoebe, Trevor, Podcast, serta Lucky nekat menggunakan segala perangkat dan fasilitas Ghostbusters peninggalan Egon, untuk melawan entitas supranatural tersebut.

Ghostbusters: Afterlife ini adalah jawaban yang ditunggu-tunggu penggemarnya sejak era 90'an, sekaligus menegaskan bahwa versi 2016 adalah produk gagal.

Sang sutradara Ivan Reitman yang ikut mengembangkan narasi Ghostbusters bersama Dan Aykroyd dan Harold Ramis, masih terlibat sebagai produser.

review ulasan ghostbusters afterlife
Sony Pictures Releasing

Elemen keluarga adalah segalanya, baik di dalam maupun di luar film Ghostbusters: Afterlife.

Putra Ivan, yakni Jason Reitman memang orang yang tepat dalam mengarahkan sekuel generasi baru ini, sebagai sutradara maupun penulis bareng Gil Kenan.

Narasi film Ghostbusters: Afterlife kembali menuju akar orisinalnya yang melebihi sekadar servis penggemar belaka.

Film berdurasi dua jam tersebut, mampu memberikan suasana suspens kuat dengan atmosfir yang sama seperti dalam dua film sebelumnya.

Keunggulan Ghostbusters: Afterlife adalah cara bertutur dalam pengenalan karakter baru, menuntun dengan rapih hingga menuju karakter orisinal.

Aksi pembuka film ni adalah kunci menuju konklusi cerita, mengingatkan saya akan adegan saat figur Dana Barrett diserang monster di film pertamanya.

Terpilihnya Finn Wolfhard sebagai figur Trevor, memang terkesan 'Stranger Things' melalui citranya itu.

alur cerita ghostbusters afterlife
Sony Pictures Releasing

Namun jika dibalik, justru Ghostbusters dijadikan salah satu tribut dalam Stranger Things terhadap ikon Hollywood era 80'an.

Baca juga: Lintas Generasi Karakter dalam Sekuel

Ide tentang petualangan sekelompok pra-remaja selalu menarik, terlebih jika menjadi bagian dari regenerasi sebagai sekuel ikonik.

Sebut saja The Goonies (1985), Stand by Me (1986), The Monster Squad (1987), It (1990 dan 2017), Goosebumps (2015), hingga Shazam! (2019) misalnya.

Ghostbusters: Afterlife tidak hanya menyajikan petualangan Phoebe, Trevor, Podcast, serta Lucky, namun tema keluarga sangat menjadi faktor krusial.

Film ini sekaligus sebagai simbol penghormatan terhadap Harold Ramis dan figur Egon, untuk dijadikan basis cerita yang menarik.

Apa yang menyebabkan adanya keretakan hubungan Egon dengan putrinya, Callie, serta eksplorasi Phoebe yang mencari tahu siapa kakeknya itu, terjawab melalui cara yang memuaskan.

Alurnya tampak sengaja dibuat tanpa harus terburu-buru menyajikan kemunculan sang antagonis, maupun aksi laga protagonis trio ikonik Ghostbusters.

review ghostbusters afterlife sekuel generasi baru
Sony Pictures Releasing

Elemen humor di film ini di bawah dua film terdahulu dan dirasa memiliki tone yang lebih serius dan sedikit dark.

Begitu pula aksi yang diperankan Paul Rudd kurang dalam dan tenggelam, sebagai figur Gary yang diposisikan menuju hal yang tak terduga.

Hanya saja Ghostbusters: Afterlife menggunakan formula yang sama dengan film orisinal, sedikit mengurangi nilai dari film ini sendiri.

Untungnya, masih mampu ditutupi dengan performa tiga legenda Ghostbusters melalui kesan yang hangat.

Akhir yang menyentuh, mampu mengangkat eksistensi Ghostbusters antar-generasi tanpa mengkhianati esensinya sendiri.

Berkat teknologi CGI yang jauh lebih baik, efek spesialnya tentu lebih impresif, meski sudah tak aneh di jaman sekarang.

Ghostbusters: Afterlife adalah film yang lebih baik, sebagai sekuel untuk generasi baru yang pantas sebagai hiburan memuaskan dari warisan masa lalu.

Score: 3.5 / 4

Ghostbusters: Afterlife | 2021 | Komedi, Petualangan, Supranatural | Pemain: Carrie Coon, Finn Wolfhard, McKenna Grace, Paul Rudd, Celeste O'Connor, Bill Murray, Aykroyd, Ernie Hudson, Sigourney Weaver, Annie Potts | Sutradara: Jason Reitman | Produser: Ivan Reitman | Penulis: Berdasarkan karakter karya Dan Aykroyd, Harold Ramis, Ivan Reitman. Naskah: Gil Kenan, Jason Reitman | Musik: Rob Simonsen | Sinematografi: Eric Steelberg | Distributor: Sony Pictures Releasing | Negara: Amerika Serikat | Durasi: 125 Menit

Comments